Assalamu'alaikum wr.wb.
Bismillaahir
rohmaanir Rahiim. Alhamdulillahi rabbil ’aalamiin. Assholaatu wassalaamu ala
ashrofil ambiyaai wal mursalin.
Sayyidina wamaulanaa Muhammadin wa ’alaa alihi washohbihi ajma’iin. Ammaa
ba’du.
Yang kami
hormati,
1.
Bapak/Ibu
Ketua Yayasan Sandaran Rakyat
2.
Ibu
Kepala Sekolah TK dan SD IT Rabbani
3.
Bapak Ibu
guru dan staff
4.
Bapak-bapak,
Ibu-ibu tamu undangan dan wali murid
5.
Dan
kepada anak-anakku yang berbahagia
Pertama-tama
marilah kita memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, juga
ni'mat iman, Islam dan kesehatan sehingga kita bisa berkumpul di tempat
ini dalam rangka wisuda dan kenaikan tingkat siswa-siswi Rabbani.
Sholawat
dan salam marilah kita haturkan kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, yang kita nanti-natikan syafaatnya kelak
di yaumil kiyamah..
Amin, yaa
rabbal ‘alamiiin.
Bapak Ibu yang saya hormati,
Melalui kesempatan ini ijinkan kami menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu Guru sekalian yang telah mendidik anak kami,
mengajarkan Islam, mengenal Allah, memahami Qur’an dan Sunnah, mengajarkan
sholat, puasa dan haji sebelum kami mengajarkannya.
Ibu Guru dengan ikhlas dan
sabar, telah mengajarkan baca tulis sehingga anak kami bisa membaca dan menulis
dengan lancar. Kami wali murid tidak bisa membalasnya dengan apa-apa, mudah-mudahan
Allah SWT yang membalasnya dan mencatatnya sebagai amal yang sholih. Amin Yaa
Rabbal Alamin.
Kedua, kami mohon
maaf kepada Bapak/Ibu Guru
sekalian karena selama kami
menitipkan anak kami, kami jarang bertatap muka membicarakan masalah yang dihadapi
guru dan yang terjadi pada anak kami. Kami belum tahu apakah anak kami termasuk
anak yang nakal di kelas, anak yang bodoh atau anak yang cerdas.
Namun
kami yakin di sekolah ini tidak ada anak yang nakal, tidak ada anak yang bodoh.
Yang ada adalah anak yang cerdas karena setiap anak itu dikaruniai kecerdasan. Minimal
ada 1 kecerdasan dari 9 macam kecerdasan.
(1) cerdas bahasa (2) cerdas berhitung (3) cerdas menggambar (4) cerdas
bermain musik (5) cerdas bergerak (6) cerdas bergaul (7) cerdas memahami diri
(8) cerdas memahami alam (9) cerdas beragama. Inilah kecerdasan yang
dikemukakan oleh pakar pendidikan. Hanya saja kita tidak menyadari di mana potensi
kecerdasan anak kita. Kita sering menilai bahwa anak yang pintar matematika itu
adalah anak yang cerdas, tetapi anak yang pintar ngaji namun lemah matematikanya
masih kita anggap sebagai anak bodoh. Kita sering melihat kelemahan anak kita
dan tidak fokus pada kemampuannya sehingga kita tidak bisa menemukan kondisi
terbaiknya. Kita harus mengakui bahwa pengetahuan kita tentang dunia anak masih
kurang karena kita tidak pernah bercita-cita menjadi orang tua. Yang kita
pelajari hanyalah bagaimana mengucapkan ijab-qabul pada saat pernikahan saja. Selanjutnya
tidak. Ini menunjukkan bahwa kita belum serius menjadi orang tua.
Bapak,
Ibu sekalian yang kami hormati dan anak-anakku yang saya cintai,
Kami
ingin belajar di sekolah ini. Kami menyadari bahwa waktu kami sangat terbatas karena
kesibukan di rumah dan di tempat kerja sehingga jarang berkomunikasi. Namun kami
berusaha untuk mendapatkan informasi dari Bapak/Ibu Guru sekalian dengan cara
mengunjungi website sekolah ini secara rutin. Kami ingin mendapatkan informasi
yang benar, dari gurunya anak-anak tentang bagaimana mendidik anak yang baik,
mendidik anak sejak ia lahir, saat anak memasuki usia 7 tahun pertama, menyikapi
anak ketika masuk usia 7 tahun kedua,
menginjak remaja, dewasa dan menikah. Sungguh ilmu kami tentang ini sangat
kurang. Dengan mengunjungi website sekolah rasanya kami hadir di sekolah ini
bertemu dengan anak-anak, bertemu dengan Ibu Guru dan bertemu dengan Kepala
Sekolah. Sekolah juga terasa hadir di rumah kami karena kami bisa melihat tampilannya
lewat HP dan komputer, di ruang tamu, di halaman bahkan di mana pun kami berada
kami bisa melihat aktivitas sekolah ini.
Oleh
karena itu Bapak Ibu sekalian
Ke depan kami berharap agar website sekolah ini terus
ditingkatkan lagi kualitasnya, memperbanyaknya dengan materi pendidikan, menampilkan
profil guru, profil siswa, profil orang tua, hasil karya siswa dan guru. Di
samping membuat website, sekolah juga bisa menerbitkan buletin dan majalah yang
terbit secara berkala. Karena itu
kapasitas dan kemampuan guru juga harus ditingkatkan dengan mengikutkan
pelatihan-pelatihan; pelatihan mengajar, pelatihan penelitian dan pelatihan
jurnalistik atau tulis menulis.
Kami
yakin apabila semuanya belajar, anak kita belajar, orang tua belajar dan guru
juga tidak berhenti belajar, Insya Allah sekolah ini akan menjadi sekolah yang
unggul dan sekolah yang sukses mencetak generasi Rabbani. Rabbani School tidak
hanya dipandang sebagai sekolahnya anak-anak saja tapi juga akan menjadi
sekolahnya orang tua. Artinya, menjadi tempat belajarnya anak-anak dan
belajarnya orang tua.
Demikianlah
yang dapat saya sampaikan, mudah-mudahan ada manfaatnya, lebih kurang mohon
maaf,
Billahi taufiq wal hidayah
wassalamu’alaikum wr.wb.